Kendati Baru, Pengembangan Hidroponik Sawi dan Pakcoy Binaan Arutmin Asam-Asam Mampu Memenuhi Kebutuhan Pasar Lokal

tanaman hidroponik yang dikembangkan oleh Koperasi Bina Usaha Permata ini Binaan PT Arutmin Indonesia Site Asam-Asam
tanaman hidroponik yang dikembangkan oleh Koperasi Bina Usaha Permata ini Binaan PT Arutmin Indonesia Site Asam-Asam.

lenterakalimantan.com, PELAIHARI – Usaha tanaman hidroponik  sekarang ini banyak dikembangkan oleh para  petani sayuran dengan sistem  green house, tanaman sayuran hidroponik terjaga dari hama dan terjamin kebersihannya kualitas tanamannya lebih segar.

Seperti tanaman hidroponik yang dikembangkan oleh Koperasi Bina Usaha Permata ini Binaan PT Arutmin Indonesia Site Asam-Asam kini tumbuh subur.

Bacaan Lainnya

Itu juga salah satu pengembangan bisnis usaha dikelola Koperasi Bina Usaha Permata selain digital printing, metaprint, cafe, kelompok UKM,  konfeksi, Gedung Training Center dan peternakan ayam petelur. 

“Koperasi Bina Usaha Permata memiliki green house mengelola sayuran organik. Berupa sayuran selada, sawi dan pakcoy memenuhi pasar lingkar tambang dan lokal,”Tutur Raka Pradipta Permadi  Kepala Pemberdayaan HPMT & General Manager Unit Bisnis Koperasi Bina Usaha Permata, kepada lenterakalimantan.com,  Senin (4/10).

Menurutnya sayuran hidroponik termasuk usaha unggulan dan baru berjalan di bulan ke Empat. Hasil panen sayuran hidroponik sudah disiapkan secara luas.

“Kita fokus penjualan sayuran hidroponik ini sebagian besar di wilayah Kabupaten Tanah Laut selebihnya ke wilayah Banjarmasin dan Banjarbaru,”tambahnya.

Hasil panen sayuran sawi dijual dengan sistem perkilo dan netpot tergantung permintaan pasar. Satu netpot jenis sayuran selada berkisar harga Rp.5000 dengan berat 250 gram dihargakan Rp.40.000. Harga beda dengan sayuran pakcoy dua netpot harga Rp.5000 dan perkilonya Rp.30.000. 

Dalam satu bulan kata Raka begitu sapaan karib Raka Pradipta Permadi, itu maksimal masa produksi  sayuran hidroponik bisa tiga kali panen tergantung dengan permintaan pasar itu sendiri. 

“Karena saat ini masih kita rintis hasil penjualan sayuran hidroponik”,ucapnya.

Mencapai Rp. 3 juta sampai 5 juta perbulan. Kedepannya akan kita fokuskan ke pangsa pasar yang lebih luas dengan penghasilan perbulan bisa mencapai Rp. 5 juta ke atas,” Jelasnya.

Pangsa pasar sayuran hidroponik sangat lah besar tidak cukup untuk kebutuhan pasar lokal saja karena sudah ada kerja sama dengan perusahaan besar yang sudah bermitra kerja dengan PT Arutmin.

“Perusahaan yang sudah bermitra dengan kita menangani catering dan kita mensuplai sayuran hidroponik ini,” tutupnya.

Ditambahkan oleh Saripudin selaku pengelola green house tanaman hidroponik Koperasi Bina Usaha Permata, supaya sayuran hidroponik terjaga dengan baik maka harus diperhatikan nutrisinya.

Setiap sayuran hidroponik di cek Part Per Million (PPM), dalam setiap seminggu sekali sebulan empat kali pengecekan. Sebulan menghabiskan tiga pupuk Ab mix untuk  nutrisi sayuran hidroponik. 

Sayuran hidroponik, sejak tanam dari biji dalam waktu dua hari sudah terlihat tumbuh  diletakan dimeja penyemaian setelah usia tujuh minggu sayuran hidroponik siap di pindah ke meja penyemaian.

“Datu bulan sayuran hidroponik sudah panen. Kendala hama saat ini tidak ditemukan sayuran terlihat subur dan baik,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *