Anggota Komisi III DPRD Kalsel merespon keluhan Warga Hambawang

HM Isra Ismail anggota Komisi III DPRD Kalsel, sosialisasi Perda No. 24 tahun 2008 tentang pengawasan dan perlindungan sumber daya ikan di Kalsel. Foto: Hms-
HM Isra Ismail anggota Komisi III DPRD Kalsel, sosialisasi Perda No. 24 tahun 2008 tentang pengawasan dan perlindungan sumber daya ikan di Kalsel. Foto: Hms-

Lenterakalimantan.com, BANJAR – Anggota Komisi III DPRD Kalsel HM Isra Ismail, dalam sosialisasi Perda No. 24 tahun 2008 tentang pengawasan dan perlindungan sumber daya ikan, Desa Hambawang, Banjar, (25/3).

Dalam sosialisasi pembakal menyampaikan keluhan warganya terkait limbah batubara yang mencemari sungai di desa mereka. Akibat pencemaran itu, ekosistem ikan lokal di sungai semakin berkurang bahkan hilang.

Bacaan Lainnya

Sungai yng tercemar itu menjadi sumber utama warga memenuhi kebutuhan sehari-hari, Akibatnya, perekonomian warga dari sektor perikanan tak lagi berjalan.

“Sekarang ini limbah-limbah dari batubara itu yang menyebabkan ikan-ikan di desa kami hilang, lantaran airnya berubah jadi masam, ikan gabus hilang sudah. Mudahan nanti kedepannya bisa bagaimana caranya supaya hal tersebut tidak mengganggu lahan kami, perairan kami, sehingga di desa kami hasilnya bagus dan ekosistem ikannya bertambah lagi,” kata Ibad, pembakal Desa Pematang Hambawang.

“Saya mengharapkan masyarakat Pantai Hambawang dimana lokasinya adalah pertanian dan perikanan, sosper ini agar tak terjadi lagi penangkapan ikan kecil atau penangkapan ikan dengan utas atau dengan setrum. Mudahan nantinya masyarakat bisa memahami kita harap ikan-ikan kita baik gabus haruan bisa hidup lestari, sehingga anak cucu kita bisa mengenal ikan lokal haruan, pepuyu, dan bisa dikenal anak cucu dikemudian hari,” ungkap HM Isra Ismail.

Dalam sosialisasi yang menghadirkan narasumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel ini, warga juga menyampaikan tentang mulai berkurangnya aktifitas warga desa maupun warga luar yang melakukan tangkap ikan dengan cara ilegal, seperti menyetrum.

Hal itu ditengarai ekosistem ikan yang juga semakin berkurang, sehingga tak dapat menjadi tumpuan utama warga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *