Pengembangan Sayur Hidroponik Menggeliat, Kendati Terkendala Dalam Penjualan

Tanaman Sayuran hidroponik sudah banyak di Kabupaten Tanah Laut (Asep Foto For lenterakalimantan.com)
Tanaman Sayuran hidroponik sudah banyak di Kabupaten Tanah Laut (Asep Foto For lenterakalimantan.com)

lenterakalimantan.com, PELAIHARI – Sayur-sayur yang dikembangkan dengan sistem hidroponik di Kabupaten Tanah Laut, menggeliat ditengah wabah covid-19, Seperti contohnya Khamim Tohari warga di Kelurahan Sarang Halang RT 10, Kecamatan Pelaihari Tanah Laut, menggeluti tanaman hidroponik.

Khamim mengatakan, hidroponik miliknya menggunakan sistem rakpungkok di gunakan memakai bahan batako atau bata merah sebagai kolamnya sayuran mengapung di atas styrofoam. Kemudian mencegah hama sayur, areal tanaman dibuatkan atap , pada dinding dilapisi dengan penghalang.

Bacaan Lainnya
Tanam Sayur dengan istem hidroponik di Tanah Laut, menggeliat ditengah wabah covid-19, Seperti contohnya Khamim Tohari warga di Kelurahan Sarang Halang RT 10, Kecamatan Pelaihari Tanah Laut, menggeluti tanaman hidroponik.

Untuk menjaga ekonomi keluarganya di masa pandemi covid-19. Khamim Tohari , memanfaatkan lahan pekarangan pinggir rumahnya berkreatifitas yang menghasilkan keuntungan ekonomis bertanam sayuran jenis hidroponik.

Sayuran hidroponik, adalah sayuran yang sistem menanam dengan media air yang dimana airnya di berikan nutrisi, kelebihan dari sistem hidroponik pertumbuhannya sangat cepat dibanding sistem konvensional.

“Awalnya saya tanam sayur hidroponik seperti ini mengikuti kawan, mulai menanam sayur ini sejak awal tahun 2020 belajar dulu, dengan menggunakan media kayu papan dibuat kotak. Sekarang saya ganti dengan cara memakai bahan batako atau bata merah sebagai kolamnya sayuran mengapung di atas styrofoam.” Ungkap Khamim saat ditemui di kebunnya. Sabtu ( 10/07/2021)

Ia mengatakan, sistem hidroponik yang dikelolanya satu satunya ada di Tanah Laut, yang menggunakan sistem tembok seperti kolam di lantai. Kebanyakan Hidroponik di tempat lain menggunakan meja dari kayu.

“Jangka tanam sayur sistem hidroponik dari benih dua hari sudah jadi kecambah , kemudian satu Minggu sudah mulai keluar daun mulai tanam ke styrofoam usia dua mingguan. Satu bulan sayur hidroponik sudah bisa dipanen jenis sayur Selada dan Sawi Pakcoy,”ujarnya.

kemudian dari segi penjualan sambung dia, sayur hidroponik meski sudah ada pembeli dari kalangan restoran dan pemilik Kebab. Namun ia mengaku masih sedikit peminatnya. Walaupununtuk harga cukup murah, jenis sayur Selada per kilonya Rp 30 ribu sawi pakcoy Rp 25 ribu.

“Sayur ini tidak mengandung pestisida jadi sayurnya benar -benar aman untuk dikonsumsi. Masa Pandemi Covid-19 seperti ini masyarakat lebih banyak memilih sayuran” ucapnya

Dia berharap , usahanya itu ada pembeli secara partai besar dan langsung memesan ke tempatnya. Karena menurutnya, sayur hidroponik miliknya itu ini masih terbilang belum banyak dikenal pembeli.

Pos terkait