lenterakalimantan.com, PELAIHARI – Selama Pandemi Covid-19 membuat volume limbah medis di Rumah Sakit Hadji Boejasin mengalami peningkatan. Upaya penanganan limbah medis itu sendiri pihak RSHB Pelaihari menggandeng kerjasama dengan pihak ketiga untuk mengelola sampah medis.
Direktur RSHB Pelaihari, dr Isna Farida saat di temui diruang kerjanya. Selasa (12/10) mengatakan, penanganan sampah medis ini dikelola oleh pihak ketiga karena kapasitas alat Penghancur sampah medis di RSHB tidak cukup memenuhi kapasitasnya.
Setidaknya dalam setiap hari sampah medis sebanyak 200 kg, sampah Covid-19 150 Kg perhari dan 50 Kg sampah dari non Covid-19.
“Menghindari penumpukan sampah medis kita kerjasama dengan pihak ketiga yang mengelola sampah medis”, katanya.
Puncak Covid-19 pada bulan Agustus mencatat jumlah limbah medis yang dihasilkan rumah sakit selama pandemi dalam sebulan sebanyak 10 ton. Sampah medis terasa mengalami peningkatan sejak bulan Juli – Agustus 2021.
“Tingginya angka kasus Covid-19 pada bulan Agustus”, Ucap dr Isna.
Paling banyak limbah sampah medis dari Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19. Sampah medis ini sangat rumit dihancurkan atau diuraikan supaya hancur.
Menurutnya, pasien Covid-19 di Kabupaten Tanah Laut sudah menurun sejak akhir bulan Agustus 2021.
Puncak pasien Covid-19 sampai 90 pasien Covid-19 yang di tangani pihak RSHB. untuk pasien Covid-19 yang ditangani saat ini menurun ada 10-12 pasien Covid-19.
“Saat ini pasien Covid-19 yang meninggal sudah tidak ada lagi. Memang waktu puncak Covid-19 lumayan banyak pasien Covid-19 yang meninggal”, pungkasnya.