lenterakalimantan.com, PARINGIN – Tepat saat azan magrib berkumandang vonis bersalah dijatuhkan kepada terdakwa Ansharuddin mantan Bupati Balangan.
Vonis yang diberikan majelis hakim lebih rendah satu tahun dan enam bulan, sebab JPU Indra menuntut terdakwa dengan pasal 372 KUHP dan selama 2 tahun dan 6 bulan.
Dalam sidang lanjutan dugaan penggelapan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Paringin, Kamis (6/1/22) dengan agenda putusan majelis hakim yang dipimpin Evi Fitriasuti SH MH bersama dua hakim anggota Ida Arif Dwi nurvianto SH dan
Sofyan Anshori Rambe SH, menyatakan kalau terdakwa Ansharuddin terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah sebagaimana pasal 372 KUHP tentang penggelapan.
“Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah sebagaimana dengan tuntutan JPU dan dijatuhi hukuman selama 1 tahun,”ucap Evi Fitri Astuti.
Vonis yang dijatuhkan majelis bertepatan dengan suara azan magrib menyambut malam jumat yang keramat.
Atas putusan tersebut terdakwa Ansharuddin yang didampingi penasehat hukum borneo lawy firm menyatakan banding.Sementara JPU Indra SH menyatakan pikir-pikir.
Diketahui Ibarat pepatah lama, sudah jatuh ketiban tangga, seperti itulah mungkin nasib eks Bupati Balangan Ansharuddin, selain terjerat kasus dugaan penipuan cek kosong, ia juga tersandung kasus dugaan penggelapan.
Kalau kasus cek kosong ditangani pihak Polda Kalsel dan menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Banjarmasin, sedangkan untuk perkara dugaan penggelapan uang tunai Rp.200 Juta, ditangani Polres Balangan hingga menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Paringin.
Untuk kasus cek kosong senilai Rp.1 Miliar sudah lama selesai sidangnya. Sedangkan untuk perkara penggelapan uang senilai Rp200 Juta, Kamis (6/1/22) kemarin divonis.
Adapun dalam dakwaan jaksa, Bahwa terdakwa pada hari jumat tanggal 4 April 2014 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2014, bertempat di rumah jabatan Wakil Bupati Balangan Komp Garuda Maharam di Paringin Kabupaten Balangan.
Atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum PN Paringin, dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, akibat perbuatan terdakwa, sehingga saksi/korban mengalami kerugian sebesar Rp200 juta.FRA