lenterakalimantan.com, RANTAU – Siang itu, panasnya matahari menyengat kota Tapin. Di sudut jalan, puluhan abang becak beristirahat sejenak setelah lelah mengayuh. Tak ada yang menyangka, hari itu akan menjadi lebih istimewa bagi mereka.
Pengurus Langgar Raudatul Hasanah datang membawa bingkisan sederhana—sarung dan sedikit uang. Namun, bukan besarnya pemberian yang membuat para abang becak tersenyum, melainkan kehangatan kepedulian yang jarang mereka rasakan.
Sani, seorang penarik becak yang sudah bertahun-tahun mencari nafkah di jalanan, tampak terharu saat menerima sarung itu. Dengan suara pelan, ia berucap syukur, “Alhamdulillah, sarung ini akan saya pakai untuk salat Id nanti.”
Di sampingnya, beberapa abang becak lain tersenyum, saling memandang penuh rasa haru. Bagi mereka, Ramadan tahun ini terasa lebih istimewa.
Seorang pengurus Langgar Raudatul Hasanah, yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa bantuan ini berasal dari para donatur yang ingin berbagi dengan sesama.
“Setiap hari kami membagikan takjil berbuka puasa, tapi hari ini Alhamdulillah ada rezeki lebih untuk membagikan sarung dan sedikit uang. Semua ini dari orang-orang baik yang ingin berbagi kebahagiaan,” katanya.
Tradisi berbagi ini sudah berjalan sejak 2021. Dari tahun ke tahun, semakin banyak donatur yang ikut membantu, tak hanya dari Tapin, tetapi juga dari luar daerah.
“Kami hanya menjadi perantara. Ini semua berkat orang-orang baik yang peduli kepada mereka yang membutuhkan,” tambahnya.
Lebih dari sekadar bantuan, kegiatan ini juga membawa para abang becak lebih dekat dengan ibadah.
“Kami selalu mengajak mereka untuk salat berjamaah. Alhamdulillah, dengan cara ini, mereka bisa lebih sering melaksanakan salat bersama, meski kesibukan mereka luar biasa,” tuturnya.
Hari itu, bukan hanya sarung dan sedikit uang yang mereka bawa pulang, tapi juga rasa hangat di hati—perasaan bahwa mereka masih diperhatikan, masih dihargai, dan masih ada tangan-tangan baik yang peduli pada mereka.
Penulis: Muhammad Tamyiz