lenterakalimantan.com, BARITO KUALA – “Jumat tanggal merah, tapi bukan libur untuk pemimpin.” Itulah pernyataan langsung dari Bupati Barito Kuala, Dr. H. Bahrul Ilmi, S.H., M.H., saat meninjau lahan pertanian di Kecamatan Anjir Muara, tepatnya di Desa Anjir Muara Lama dan Desa Beringin Jaya, Jumat (18/4/2025).
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari program peningkatan ketahanan pangan daerah, dengan target menjadikan wilayah itu sebagai percontohan lahan pertanian yang mampu panen tiga kali dalam setahun.
“Langkah ini adalah bentuk komitmen kita untuk meningkatkan hasil panen, menjaga ketahanan pangan, dan memperkuat ekonomi petani. Tanggal merah bukan alasan berhenti bekerja. Bagi pemimpin, kerja nyata adalah tugas setiap hari,” tegas Bupati Bahrul Ilmi.
Ia menyebut, Desa Anjir Muara Lama dan Beringin Jaya memiliki potensi besar untuk menjadi sentra pertanian unggulan di Kalimantan Selatan.
“Kita ingin melihat langsung lahan masyarakat yang akan kita jadikan lahan percontohan. Targetnya, satu tahun bisa panen tiga kali. Harapannya, Barito Kuala bisa menjadi daerah penghasil padi terbesar di Kalsel,” lanjutnya.
Kepala Desa Beringin Jaya, Ahmad Lajuardi, menyambut positif rencana tersebut. Menurutnya, program Bupati sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Program Pak Bupati sejalan dengan program kementerian, yang juga mendorong tanam tiga kali setahun lewat pembentukan Brigade Pertanian. Kami dari desa siap mendukung penuh,” ujar Ahmad saat wawancara langsung bersama tim lentera kalimantan.com, Jumat (25/4/2025).
Ia mengungkapkan, total lahan yang direncanakan untuk digarap di wilayah tersebut mencapai 480 hektare, dengan estimasi satu brigade mengelola antara 100–200 hektare.
“Kalau percontohan ini berhasil, tidak menutup kemungkinan seluruh lahan akan dikembangkan menjadi pertanian tiga kali panen. Penggarapan dimulai setelah panen padi lokal. Tidak bisa menunda karena kita berpacu dengan musim,” jelasnya.
Dari sisi kesiapan infrastruktur, pihak desa menyebut pembangunan tanggul keliling atau sistem tabat direncanakan mulai Agustus 2025. Ini akan menunjang pengelolaan air yang menjadi faktor penting keberhasilan pertanian intensif.
Terkait jenis bibit, Ahmad mengatakan Dinas Pertanian telah menyiapkan varietas yang cocok untuk pola tanam tiga kali, antara lain varietas Cihirang yang tahan terhadap kondisi setempat.
“Kalau sudah ada contoh berhasil, masyarakat pasti akan ikut. Target kita, kalau berhasil, tidak ada lagi warga yang harus keluar daerah mencari nafkah. Semua bisa sejahtera di kampung sendiri,” pungkasnya.