Bahan Bakar Mineral Sumbang Nilai Ekspor Kalsel Tertinggi di Bulan Desember 2021

Ekspor terbesar Kalimantan Selatan bulan Desember 2021 menurut kelompok barang disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral dengan nilai US$704,14 juta
Ekspor terbesar Kalimantan Selatan bulan Desember 2021 menurut kelompok barang disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral dengan nilai US$704,14 juta

lenterakalimantan.com, BANJARBARU – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) merilis perkembangan ekspor di bulan Desember 2021 sebesar US$870,99 juta. Angka ini turun sebesar 25,07 persen dibanding nilai ekspor bulan November 2021 yang mencapai US$1,16 miliar.

Jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Desember 2020 sebesar US$556,81 juta, nilai ekspor bulan Desember 2021 ini naik sebesar 56,43 persen.

Bacaan Lainnya

“Ekspor terbesar Kalimantan Selatan bulan Desember 2021 menurut kelompok barang disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral dengan nilai US$704,14 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 29,88 persen dibanding ekspor bulan November 2021 yang sebesar US$1,00 miliar,” kata Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah, Banjarbaru, Senin (17/1/2022).

Dengan besaran angka tersebut, kelompok bahan bakar mineral berkontribusi 80,84 persen terhadap capaian ekspor Kalsel, disusul oleh kelompok lemak dan minyak hewan/nabati dan kelompok kayu dengan kontribusi masing-masing sebesar 10,93 persen dan 5,56 persen.

“Sementara, nilai impor Kalimantan Selatan pada bulan Desember 2021 mencapai US$105,88 juta. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 57,07 persen jika dibandingkan dengan nilai impor bulan November 2021 yang mencapai US$67,41 juta,” ucap Yos.

Yos menyebutkan, impor Kalsel tertinggi menurut negara asal adalah Korea Selatan dengan nilai US$43,93 juta, atau naik sebesar 40,34 persen dibandingkan pada bulan November 2021 yang mencapai US$31,30 juta

“Kontribusi impor dari Korea Selatan mencapai 41,49 persen dari total nilai impor Kalimantan Selatan bulan Desember 2021. Sedangkan, impor dari Malaysia dan Singapura berkontribusi masing-masing sebesar 29,08 persen dan 16,16 persen,” kata Yos.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *