Manajer Persetala : Kasus Pemukulan Frity Arman Akan Dilaporkan Secara Resmi ke PSSI

Para pemain Persatuan Sepak Bola Tanah Laut ( Persetala). Foto: IG @officialpersetala
Para pemain Persatuan Sepak Bola Tanah Laut ( Persetala). Foto: IG @officialpersetala

lenteraKalimantan.com, PELAIHARI – Manajer Persetala, Fauzan Arianto mengaku kecewa dan menyayangkan atas kejadian penganiayaan yang dilakukan pemain tuan rumah Persehan Marabahan terhadap pemain Persetala, Frity Arman jadi korban kekerasan.

Kejadian yang tidak menyenangkan bagi pemainnya, bermula saat pertandingan Liga 3 Zona Kalimantan Selatan, saat bertandang ke markas Persehan Marabahan, Kabupaten Barito Kuala di lapangan 5 Desember. Minggu (19/11/23).

Bacaan Lainnya

“Kami tentunya dari Persetala sangat kecewa dan menyayangkan kejadian saat pertandingan Liga 3 tuan rumah Persehan dan Persetala,”katanya saat dihubungi media ini, Senin ( 20/11/2023).

Menurut Fauzan, kejadian penganiayaan tersebut saat pertandingan baru berjalan beberapa menit, pemain Persehan bernama Vikram melakukan kekerasan fisik, yakni penganiayaan kepada pemain Persetala Frity Arman.

“Pemain tersebut memukul di bagian kepala dan terlihat ada luka memar lebam bekas pukulan. Pada saat itu wasit tidak memberikan kartu merah kepada yang bersangkutan,”ujarnya.

Pria yang pernah menjabat Wakapolres Tala itu menegaskan, seharusnya pada saat terjadinya pelanggaran yang sangat fatal tersebut wasit dan asisten wasit bisa bijak dengan mengambil keputusan memberi kartu merah kepada pemain yang melakukan kekerasan.

“ Ini tidak bisa dibiarkan, pihak kami berharap ada keputusan dan sanksi yang berat bagi pemain, dan yang pelaku pemukulan tidak layak bertanding di Liga 3,”tegasnya.

Ia menambahkan, seharusnya yang bersangkutan memberi contoh dan teladan yang baik bagi pemain Lain.

Atas kejadian ini pihaknya akan melaporkan secara resmi kejadian tersebut dengan bukti- bukti rekaman pertandingan yang dimiliki.

“Khusus untuk wasit, kami berharap penyelenggara Liga 3 di Banua bisa melakukan evaluasi menyeluruh , agar jangan sampai kejadian serupa terulang kembali. Dengan adanya Liga 3 Ini, bisa memunculkan talenta bakat sepakbola baru di Banua dan tentunya akan membawa nama baik banua ke tingkat Liga lebih Baik, bukan menghasilkan pemain dengan pola kekerasan,”pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *