Jokowi: Memanasnya Konflik Israel dan Hamas Bisa Membuat Harga BBM Subsidi Maupun Non Subsidi Naik

Presiden RI Joko Widodo saar memberi sambutan pada Rakernas IV Projo di Arena GBK. Foto: Tribun.com
Presiden RI Joko Widodo saar memberi sambutan pada Rakernas IV Projo di Arena GBK. Foto: Tribun.com

lenterakalimantan.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini angkat bicara terkait kondisi dunia yang taidak baik-baik saja dengan memanasnya konflik antara Israel dan Hamas. Jokowi menyebut Indonesia bisa terdampak oleh tegangnya geopolitik di kawasan Timur Tengah itu.

Hal ini dikarenakan konflik yang berlangsung antara kedua kubu itu bisa berdampak terhadap harga BBM dunia dan tentunya bisa merembet ke kenaikan harga BBM Indonesia baik yang subsidi maupun yang non-subsidi.

Bacaan Lainnya

“Saya tidak ingin menakut-nakuti, tapi bisa kejadian kalau perang enggak selesai, harga BBM global pasti akan naik. Harga energi ini bisa naik gara-gara perang Palestina-Israel, harga energi tuh artinya bensin, Pertamax, Pertalite,” ujarnya saat memberikan sambutan di Rakernas VI Pro Jokowi, Minggu (15/10/2023).

Bahkan, Ia juga menyebut bahwa ke depannya tantangan-tantangan yang ada tidak menjadi semakin mudah. Beberapa justru terasa semakin nyata, seperti kondisi perubahan iklim.

“Kemarin baru kira-kira 3-4 bulan panas begitu menyengat di seluruh dunia, sebagian besar karena El Nino. Bukan hanya panasnya, tapi ini juga mempengaruhi pangan kita,” jelas Jokowi.

Maka dari itu, Jokowi berpesan bahwa Indonesia butuh sosok pemimpin masa depan yang pemberani, berani mengambil risiko dan bernyali untuk mengarungi tantangan-tantangan yang berat dan nyata ini.

“Sosok pemimpin yang juga memiliki visi taktis yang jelas dan berani menghadapi tekanan negara-negara besar, jangan baru digugat WTO saja sudah mundur. Jangan sampai ditekan, diancam saja sudah mundur, itu kualitas yang diperlukan pemimpin Indonesia ke depan,” tegas Jokowi.

Ia juga berpesan lagi bahwa rakyat Indonesia memerlukan sosok pemimpin yang tidak banyak bicara, tetapi banyak kerja. Pesan ini pun disambut sorak sorai yang meriah dari peserta Rakernas.

“Pemimpin yang mau bekerja untuk rakyatnya, bangsanya, negaranya, yang tak gampang menyerah. Ditekan saja takut, ditekan saja mundur, ndak. Kita, sekali lagi, membutuhkan sosok pemimpin yang bernyali besar karena tantangan yang kita hadapi semakin kompleks,” pungkasnya.

Pos terkait