lenterakalimantan.com, AMUNTAI – Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Hulu Sungai Utara (HSU) kembali mendalami dan melakukan penyidikan terhadap perkara dugaan korupsi dalam proyek pengadaan di Dinas Perumahan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Disperkim-LH) setempat.
Sebelumnya proyek program sanitasi, di antaranya jamban sehat dan pedesaan sudah pernah dilakukan penyidikan pada 2020 dan disidangkan di 2021.
Proyek program sanitasi, ada pengadaan jamban sehat untuk perkotaan dan pedesaan pada tahun anggaran 2019 lalu.
Pengadaan pertama untuk satu kecamatan dan empat kelurahan. Persisnya Kelurahan Kebun Sari, Antasari, Sungai Malang dan Murung Sari di Kecamatan Amuntai Tengah dengan pemenang tender CV Nusa Indah.
Khusus sanitasi perkotaan memiliki nilai proyek Rp 1,2 miliar. Namun, jamban itu jauh dari spek yang diatur kontrak kerja. Mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 250 juta lebih.
Dari penyidikan ini Kejaksaan Negeri Hulu Sungai Utara (HSU) kembali menetapkan sebanyak tiga orang tersangka atas nama Akhmad Syarmada (42 tahun), H Akhmad Baihaqi (54 tahun), Noorlina (59 tahun) yang diduga telah melanggar Primair Pasal 2 Ayat (1) Jo. Pasal 18 Subsidair Pasal 3 Jo. Pasal 18 Undang-Undang RI No 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang Undang RI No 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI No 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
Kepada wartawan belum lama ini, Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus, Akhmad Zahedi Fikry juga menyampaikan ketiga tersangka, yakni Wakil Direktur CV Nusa Indah berinisial N dan dua orang lainnya merupakan orang yang mengerjakan proyek tersebut yakni AS dan AB.
“Ketiganya untuk kasus dugaan korupsi pengadaan proyek WC sehat perkotaan dan perdesaan tahun anggaran 2019 oleh Dinas Perkim LH di empat kelurahan di Kecamatan Amuntai Tengah,” katanya Selasa (9/7/2024).
Selanjutnya, berdasarkan Surat Perintah Penahanan (tingkat penyidikan) Nomor PRINT-101/RT-1/Fd.1/07/2024 atas nama Noorlina dilakukan penahanan di Lapas Kelas II B Amuntai selama 20 hari terhitung mulai 1 Juli 2024 sampai 20 Juli 2024.
Selanjutnya untuk tersangka atas nama Akhmad Syarmada, H Akhmad Baihaqi sudah dilakukan penahanan dalam perkara lain.