Sebagai Upaya Tolak Bala, Keraton Kacirebonan Gelar Rebo Wekasan dan Surak

kegiatan Rebo Wekasan yang digelar di Prabayaksa Keraton Kacirebonan
kegiatan Rebo Wekasan yang digelar di Prabayaksa Keraton Kacirebonan

lenterakalimantan.com, CIREBON – Shofar atau Safar (dalam bahasa Jawa) terdiri dari 29 hari, merupakan bulan kedua dalam penanggalan Hijriah dan juga merupakan bulan kedua dalam penanggalan Jawa. Umat Islam mengenal bulan Sapar sebagai bulan kedua dalam kalender Hijriyah setelah Muharram. Selain karena pada bulan tersebut Nabi Muhammad SAW melakukan Hijrah untuk pertama kalinya, ada banyak lagi peristiwa bersejarah penting lainnya.

Elang Iyan Ariffudin Ketua Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan usai kegiatan Rebo Wekasan yang digelar di Prabayaksa Keraton Kacirebonan, Rabu (6/10/2021), dikutif lenterakalimantan.com di jckbcnews.id mengatakan, “Rebo Wekasan adalah Rabu terakhir dibulan Safar. Tradisi di keraton Kacirebonan biasa mengadakan tradisi membuat kue apem yang akan dibagikan kepada keluarga, wargi dalem dan juga masyarakat sekitar,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Dalam tradisi di Kesultanan Cirebon, biasanya di bulan Safar pihak keraton selalu menggelar Upacara Adat berupa membuat ikan pekasam, bebersih area kraton, membuat kue apem, doa tahlil dan surak, tak terkecuali Kesultanan Kacirebonan yang merupakan salah satu keraton yang ada di Cirebon, salah satunya adalah tradisi Rebo Wekasan.

surak berbagi sedekah dengan cara saweran kepada masyarakat sekitar.

Sebelum apem dibagikan, lanjut Elang Iyan, sebelumnya akan diadakan doa tahlil bersama yang dipimpin oleh penghulu keraton, Raden Mohammad Iksan. “Kegiatan Rebo Wekasan ini sudah dilakukan secara turun temurun dari leluhur kami, sejak zaman Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) hingga saat ini. Rebo Wekasan dilakukan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala malapetaka, karena konon bulan Sapar juga merupakan bulan petaka atau marabahaya,” tuturnya.

Elang Iyan menambahkan bahwa konon di Rabu terakhir bulan Safar ini diturunkannya bala yang begitu banyak, “Kurang lebih sebanyak 136 ribu bala, maka dari itu kami juga mengadakan surak (berbagi sedekah dengan cara saweran) kepada masyarakat sekitar,” jelasnya.

Kegiatan Rebo Wekasan dan Surak dihadiri oleh Sultan Kacirebonan IX, Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat beserta keluarga dan abdi dalem keraton Kacirebonan terlihat berjalan lancar dengan penuh khidmat dan terlihat masyarakat begitu antusias mengikutinya dengan protokol kesehatan yang ditetapkan.

“Semoga dengan diadakannya tradisi Surak, Cirebon dapat terhindar dari segala macam penyakit dan marabahaya, sehingga masyarakat dapat melaksanakan segala aktivitasnya kembali seperti sebelumnya,” harap Elang Iyan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *