lenterakalimantan.com, BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama mengakselerasikan program terobosan untuk mewujudkan pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal dengan meresmikan Unit Produksi Gabus Haruan dan Unit Produksi Maggot di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalsel, Rusdi Hartono mengatakan ikan Gabus Haruan dan ikan Papuyu mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di Kalsel, namun mulai mengalami kepunahan di alam sehingga pengembangan teknologi budidaya ikan yang dilakukan oleh BPBAT Mandiangin menjadi salah satu inovasi yang luar biasa untuk peningkatan kesejateraan masyarakat dan keberlanjutannya.
“Kita berkomitmen mendukung penuh dan siap bersinergi untuk akselerasi pelaksanaan program terobosan KKP untuk pembangunan kampung perikanan budidaya yang berbasis kearifan lokal serta pengembangan komoditas bernilai ekonomis tinggi untuk ekspor,” kata Rusdi, Banjarmasin, Jumat (21/1/2022).
Dikatakan Rusdi, unit produksi Gabus Haruan ini dibangun di lahan seluas 1.000 meter persegi dengan tujuan untuk menghasilkan induk unggul bagi pembudidaya ikan sebanyak 25 sampai 30 ribu ekor per tahun, sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari penggunaan induk di alam yang secara tidak langsung telah mengganggu keberlanjutan ekosistem perairan umum.
“Keunggulan induk Gabus Haruan yang dihasilkan adalah sudah terdomestikasi, adaptif terhadap lingkungan budidaya, memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit, dan memiliki kemampuan telusur sumber benihnya,” ucap Rusdi.
BPBAT Mandiangin juga telah membangun unit produksi maggot di Instalasi Budidaya Ikan Bincau pada lahan seluas 1.000 meter persegi dengan proyeksi kapasitas produksi sebesar 18 ton per tahun.
“Unit ini diharapkan menjadi salah satu langkah terobosan untuk mendapatkan pakan ikan dengan harga murah dan kualitas yang baik dengan menggunakan bahan baku lokal karena selama ini pakan berkontribusi lebih dari 60 persen untuk biaya produksi,” tambah Rusdi.
Diketahui, saat peresmian juga dilaksanakan panen calon induk Gabus Haruan sebanyak kurang lebih 3.000 ekor dengan berat total kurang lebih 0,8 ton, dan ikan Papuyu yang dihasilkan dengan teknologi bioflok sekitar 0,6 ton.